PELANTIKAN PH UKM IKLIM

Selamat kepada segenap Pengurus Harian Unit Kegiatan Mahasiswa - Ikatan Karya Ilmiah Mahasiswa (UKM IKLIM) yang sudah terpilih. Semoga program - program yang direncanakan bisa berjalan lancar dan sukses terlaksana.

KETUA UKM IKLIM

Reorganisasi telah dilaksanakan. Maryati, Ketua Umum terpilih untuk periode selanjutnya dalam kata sambutan pelantikan menyampaikan bahwa fokus organisasi kedepannya adalah kegiatan penelitian, penalaran dan pengabdian pada masyarakat.

TEMU UKM PENELITIAN

UKM IKLIM sebagai koordinator wilayah Karesidenan Kediri, serta Zona Jombang - Pacitan siap melaksanakan kegiatan konsultasi, joint venture, serta kegiatan ekstra kampus lainnya untuk membentuk mahasiswa kritis, kreatif dan mampu berkontribusi di tengah perubahan masyarakat.

KANTOR SEKRETARIAT UKM IKLIM

Kantor Sekretariat UKM Ikatan Karya Ilmiah Mahasiswa (IKLIM) bertempat di gedung A kampus utama STKIP PGRI Tulungagung. No. 7 Jalan Mayor Sujadi Timur, Plosokandang, Tulungagung 66291.

FORDIMAPELAR JATIM

Universitas Madura (Unira) menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Diskusi Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (Fordimapelar) se-Jawa Timur. Acara tersebut merupakan agenda tahunan yang rutin dilaksanakan dengan kerjasama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) penelitian dan penalaran dari kampus - kampus yang aktif dalam kegiatan ilmiah.

TEMU UKM PENELITIAN DAN PENALARAN

Anggota UKM IKLIM Tulungagung bersama mahasiswa dari berbagai Organisasi Mahasiswa perwakilan kampus se-Jawa Timur dalam acara Temu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penelitian dan Penalaran yang dilaksanakan di Kota Surabaya.

PROGRAM KERJA DAN OUT REACH PROGRAM

Tidak berhenti pada Karya Tulis Ilmiah. UKM IKLIM juga berdedikasi dan turut turun langsung ke lapangan untuk melaksanakan Out Reach program, ke daerah yang umumnya belum terjangkau oleh pembangunan teknologi informasi komunikasi.

Tulungagung - The Beauty of Nature

Sabtu, 19 Oktober 2013

PENDAFTARAN UKM STKIP PGRI Tulungagung 2013 : "Kesatuan Visi, Tekad, dan Perjuangan"

(Tulungagung, 14 Oktober 2013) Mahasiswa, bukan lagi seorang siswa biasa yang menuntut ilmu di institusi pendidikan (SD, SMP, SMA) seperti yang pernah kita lewati, tambahan kata‘ maha ‘, sebelum kata ‘ siswa ‘ memberikan identitas yang berbeda. Identitas tersebut tidak didapatkan dengan mudah, namun didapatkan dengan perjuangan , letih , dan kesabaran dalam menempuh suatu ujian penjaringan mahasiswa baru. Maka tidak terlalu berlebihan jika menganggap identitas mahasiswa sebagai simbol kemenangan para juara. Mahasiswa yang terpilih memiliki potensi sebagai pemikir, tenaga ahli , professional, sekaligus sebagai penopang pembangunan bangsa. Disamping itu, mahasiswa juga sering disebut-sebut sebagai ‘ agent of change ‘, calon pemimpin masa depan , pembawa nilai-nilai peradaban, dsb. Banyak perubahan besar , dan nilai-nilai sejarah yang ditorehkan di negeri ini senantiasa menempatkan mahasiswa pada posisi yang terhormat. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular kedalam jiwa bangsanya.  Maka dari itu, Tanggal 7 – 13 Oktober 2013 di Kampus STKIP PGRI Tulungagung dilaksanakan serangkaian kegiatan pendaftaran anggota baru organisasi kemahasiswaan. Dengan demikian, satu media organisasi kemahasiswaan dapat membentuk kematangan mahasiswa dalam hidup bermasyarakat ialah organisasi. Dengan senantiasa berorganisasi maka mahasiswa akan senantiasa terus berinteraksi dan beraktualisasi, sehingga menjadi pribadi yang kreatif serta dinamis dan lebih bijaksana dalam persoalan yang mereka hadapi. 


Kegiatan yang dilaksanakan di area parkir kampus STKIP PGRI Tulungagung ini berjalan lancar dan sukses. Sesuai dengan tujuan awal untuk membentuk organisasi kemahasiswaan sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan , dan diupayakan penggunaanya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat. Diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa. Mahasiswa dalam hal ini sudah menunjukkan diri sebagai salah satu potensi yang dapat diandalkan dalam upaya menuju tatanan masyarakat yang berkeadilan. Dan distribusinya baik secara kualitas maupun kuantitas dalam segala aspek kehidupan sosial sudah semestinya diperhitungkan.. Dengan bervariasinya bentuk organisasi tersebut mahasiswa dapat memilih organisasi mana yang sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Karena jika bergabung dalam suatu organisasi maka kita melihat bakat dan minat kita yang sebenarnya. Walaupun tidak semua mahasiswa tertarik untuk menjadi aktivis dan bergabung di organisasi kampusnya. Tapi setidaknya dengan bergabung disebuah organisasi banyak pengalaman yang bisa didapat selain menambah teman dan mungkin saja bertemu jodoh di organisasi. Sekali lagi, peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat sosial ditunggu. Diharapkan mahasiswa mampu memainkan peran yang strategis. Kesatuan visi, tekad, dan perjuangan untuk kepentingan masyarakat secara luas, menjadi pondasi utama peran tersebut saat ini atau nanti. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, sekali lagi, perlu pemetaan, perumusan, dan penelaahan metode penerapan fungsi mahasiswa dalam kancah epistemologi keumatan tersebut.

Jumat, 11 Oktober 2013

DIKLAT IMAKIPSI KE-1 : "MENUJU INDONESIA EMAS 2045"

(Tulungagung, 16 September 2013) Dalam rumusan Undang – Undang  Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan hakikat dari tujuan pembelajaran adalah untuk menumbuhkan semangat belajar anak didik agar berkembang potensinya secara utuh. Sementara itu, Mahasiswa pada tiap Sekolah Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada dasarnya sebagai “agent of change” dan dalam waktu yang bersamaan menjadi mahasiswa calon guru, gambaran ini mendeskripsikan tentang dunia kemahasiswaan, khususnya dalam ruang lingkup ilmu pendidikan dan keguruan saat ini. Namun pembicaraan tentang  kemahasiswaan yang sekarang ini sudah mulai memudar dari kerangka idealnya, yang seharusnya membawa perubahan dalam pendidikan yang lebih baik. Tidak jarang kita melihat pemberitaan media yang menggambarkan pembiasan seperti tawuran, degradasi moral, lebih lebih lagi berkurangnya nuansa akademik. Sebagai tindak lanjut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus merancang strategi membenahi kualitas guru yang belum meningkat tajam. Selain menyasar para guru langsung, mereka juga melakukan pembenahan mulai mahasiswa calon guru.


Melihat realita tersebut maka Badan Eksekutif Mahasiswa STKIP PGRI Tulungagung  sebagai bagian dari mahasiswa calon guru telah kerjasama dalam skala nasional melalui Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia (IMAKIPSI) dengan turut serta dalam Pendidikan dan Pelatihan Seluruh Indonesia KE-I yang akan dilaksanakan di IKIP PGRI Semarang pada 13 – 16 September 2013. Kegiatan ini bernama “Pendidikan dan Pelatihan Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IMAKIPSI) Seluruh Indonesia Ke-I” dengan Tema “Mengajar Efektif Berbasis Multiple Inteligency Dalam Upaya Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Menuju Indonesia Emas 2045”. IMAKIPSI sendiri merupakan organisasi kemahasiswaan di tingkat nasional yang dilegalkan oleh DIKTI (No: 4456/2008) dan mengikat seluruh mahasiswa yang direpresentasikan oleh Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Tarbiyah, dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Organisasi Kemahasiswaan ini merupakan upaya konkrit mengembangkan misi edukasi, ilmiah, rasional, dan religius untuk melakukan koreksi, evaluasi, dan komunikasi terhadap jalannya dunia pendidikan di Indonesia.

             
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Melaksakan koordinasi BEM antar kampus dalam tingkat Nasional, Sebagai sarana untuk bertukar informasi dan konsolidasi pelaksanaan kegiatan Temu BEM Nusantara, Temu BEM Jawa Timur, serta Temu BEM Mataraman yang akan dilaksanakan pada tahun 2014, BEM STKIP PGRI Tulungagung bisa tetap aktif sebagai salah satu koordinator BEM paling aktif dilingkungan eks Karesidenan Kediri, Sebagai sarana menyalurkan aspirasi mahasiswa tentang masalah dinamika perkembangan organisasi kemahasiswaan, baik dalam ruang lingkup internal dan eksternal,  serta Memperbarui informasi tentang informasi kemahasiswaan terkait Kurikulum Pendidikan  2013, Event Karya Tulis Ilmiah, serta program relevan lainnya yang diselenggarakan DIKTI kedepannya.

Sabtu, 27 Juli 2013

MONEV PKM 2013 : “SALAM SUPER” DARI IKIP PGRI MADIUN

(Tulungagung, 18 Juli 2013) Dalam rangka mengetahui perkembangan kemajuan dan memantau hasil kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2013, maka Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat akan melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan PKM. Menghadapi hal tersebut, kampus STKIP PGRI Tulungagung sebagai salah satu kampus yang memiliki satu kelompok yang lolos dalam bidang PKM – Teknologi mempersiapkan hal – hal terkait proses monev tersebut. Tahun ini, untuk wilayah Karesidenan Kediri proses monev sendiri dilaksanakan pada Hari Rabu, 17 Juli 2013 bertempat di IKIP PGRI Madiun. Kelompok PKM – Teknologi kampus STKIP PGRI Tulungagung diketuai oleh Edi Winarko (Prodi Bahasa Inggris), serta anggota terdiri dari Nadia K (Prodi Bahasa Inggris), Niken Dyah R (Prodi Bahasa Inggris), Nanik Sugiarti (Prodi Matematika) dan Erick Perdana (Prodi Ekonomi). Turut serta dalam proses monev perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan BEM STKIP, yakni Dedi Parianto (Prodi Ekonomi). Sementara yang turut mendampingi dari pihak kampus adalah Bapak Ismanu Roziqi sebagai staff bidang kemahasiswaan.


Kegiatan monev itu intinya seperti presentasi pada umumnya. cuma yang perlu diperhatikan, yang menilai dalah reviewer dari dikti pusat langsung, dan seperti yang sudah sering disinggung, penilaiannya menentukan maju ke PIMNAS atau tidak mencapai 60%. Tiap tim diberikan waktu 30 menit (atau mungkin kurang) untuk mempresentasikan hasilnya (50% waktu) dan tanya jawab (50% waktu). Yang dipresentasikan adalah bagaimana kita melaksanakan program sesuai dengan proposal yang telah kita ajukan dulu, bagaimana hasilnya, dan juga tidak kalah pentingnya pertanggungjawaban dana yang telah diberikan dikti, jadi sebaiknya dipersiapkan dari sekarang dokumentasi kegiatan penelitiannya (karena dikti tidak melakukan kunjungan lapangan jadi kita harus menyodorkannya berupa foto itu) atau mungkin apabila ada hasil dari kegiatan pkm itu (misal : software untuk pkmt, produk yang dihasilkan untuk PKMK).


Yang jelas monev ini bukan semacam final dari kegiatan PKM, sehingga yang diutamakan bukan hasil tetapi proses. Tidak kalah pentingnya adalah bon - bon pengeluaran semua kegiatan penelitian kita harus tertata rapi dan diusahakan sesuai dengan proposal. Bila ada sisa tidak apa (karena dari dikti tidak ada peraturan untuk mengembalikan dana sisa) namun diusahakan serealisis mungkin dan sesuai dengan proposal. Semua aspek penelitian diusahakan sesuai dengan proposal yang kita ajukan. Kalaupun tidak  harus mempersiapkan alasan yang tepat apabila ditanyakan oleh reviewer. Kedepannya, satu aspek yang sering terlupakan adalah kekompakan tim dan peranan pembimbing. Kedua aspek itu juga masuk dalam penilaian monev. Untuk aspek kekompakan, terutama dilihat saat presentasi monev, oleh karena itu semua kalau bisa menguasai betul materi PKM dan siap apabila ditanya oleh reviewer dikti.  Dan tidak kalah pentingnya diusahakan semua hadir dalam monev pkm yang diadakan dikti, bila tidak  bisa sebaiknya alasannya cukup kuat. Sedangkan untuk aspek peranan pembimbing, saat monev pasti akan ditanyai sampai sejauh mana peranan beliau dalam kegiatan PKM, dan untuk pertanyaan ini tahun lalu banyak yang kurang mengantisipasi sehingga jawabannya sebaiknya disiapkan sebelum presentasi. Juga akan ditanyakan keterkaitan antara disiplin ilmu dosen pembimbing dan program PKM, jadi jawabannya harus disiapkan secara “super kerja keras” dari sekarang. (dp)

Senin, 22 Juli 2013

PERSIAPAN KELOMPOK PKM MENJELANG PROSES MONITORING DAN EVALUASI DI IKIP PGRI MADIUN : BUKAN SEKEDAR “PRESENTASI BIASA”


(Tulungagung, 7 Juli 2013) Menjadi mahasiswa berarti menjadi bagian dari proses pembelajaran. Begitu pula sebaliknya, kegiatan belajar merupakan hal terpenting bagi mahasiswa. Belajar bukan saja mencari tahu, namun juga berusaha berpikir secara jernih. Belajar setidaknya dapat terwakili pada tiga kegiatan yaitu membaca, diskusi dan menulis. Diskusi pernah menjadi kegiatan belajar paling populer diantara kegiatan lainnya karena melibatkan interaksi sejumlah pendapat secara langsung. Diskusi juga menuntut peserta mempunyai banyak pengetahuan. Dan itu melibatkan kegiatan membaca. Diskusi juga dapat menjadi sumber inspirasi menulis karena wacana yang dibahas telah melewati sanggahan dan penguatan di forum diskusi. Kelebihan diskusi itu ternyata kini tidak lagi membuat diskusi digemari. Forum diskusi mahasiswa dari hari ke hari menurun peminatnya. Bila dulu forum diskusi masih seringkali kita temui di tiap sudut kampus. Kini keadaan telah berubah. Mahasiswa lebih memilih berjalan-jalan dan berbelanja setiap usai kuliah.

Menyadari fenomena yang terjadi di atas, UKM IKLIM STKIP PGRI Tulungagung memprakarsai kegiatan diskusi ilmiah baik secara internal maupun eksternal kampus untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam proses pembelajaran karya ilmiah. Pada kegiatan diskusi yang dilasanakan di kampus hari Minggu, 7 Juli 2013 kemarin, topik bahasan utama adalah membahas persiapan Monitoring dan Evaluasi (monev) Program Kreativitas Mahasiswa. Seperti diketahui,  Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) diluncurkan oleh DP2M DIKTI dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang mandiri dan arif.  Dalam hal ini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap tanggung jawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandiriannya melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmunya masing-masing.

Proses movev sendiri, rencananya akan berlangsung di IKIP PGRI Madiun selama dua hari, yaitu tanggal 17 – 18 Juli 2013. Sementara tahun ini, ada satu Kelompok PKM dari STKIP PGRI Tulungagung yang akan melaksanakan presentasi pada saat monev, yakni kelompok yang diketuai oleh Edi Winarko, mahasiswa asal Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Segala persiapan pun sudah dilaksanakan dengan terperinci, sesuai dengan tuntutan dari Dirjen Pendidikan Tinggi, lulusan sebuah perguruan tinggi harus memiliki academic knowledge, skill of thinking, management skill dan communication skill. Kekurangan atas salah satu dari keempat keterampilan/kemahiran tersebut dapat menyebabkan berkurangnya mutu lulusan. PKM sendiri memang menjadi salah satu cara Dirjen DIKTI untuk mengasah kreativitas mahasiswa melalui proses kompetisi. Ya, mahasiswa harus berjuang terlebih dahulu sebelum memperoleh hibah berupa bantuan biaya pelaksanaan kegiatan PKM. Mahasiswa mulai berjibaku dengan pembuatan proposal, dikirimkan ke Dirjen DIKTI melalui lembaga kemahasiswaan, lalu menunggu keputusan siapa pemenangnya. Pemenangnya memang ditetapkan oleh Dirjen DIKTI setelah memperolah masukan dari para reviewer yang memeriksa ribuan proposal dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Mahasiswa kreatif diharapkan makin banyak melalui ajang ini.Dengan demikian dikalangan mahasiswa akan terbangun kultur/kebiasanan berkomunikasi ilmiah. Sehingga akan menjadi mudah untuk menuangkan ide/gagasan dalam bentuk tulisan ataupun karya ilmiah. Kedepannya, semoga ada tambahan peran aktif dosen dalam melakukan pendampingan/bimbingan, agar potensi ide/gagasan kreatif mahasiswa dapat sesuai dengan kemasannya. (dp)

Rabu, 27 Maret 2013

Pekan Seni Budaya (PSB) 2013 - STKIP PGRI Tulungagung


Menghargai seni budaya tradisional harus dimulai dari lingkungan kita sendiri, terutama lingkungan keluarga, institusi pendidikan dan komunitas setempat. Jika tidak maka budaya yang kita miliki akan "tenggelam" di tengah arus teknologi informasi. Jangan sampai ada pola pikir yang menyatakan bahwa seni budaya tradisional dinilai sudah tidak menarik lagi, tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat. Masyarakat memang memerlukan suatu bentuk hiburan yang lain, namun hiburan lain tersebut kebanyakannya berasal dari budaya asing yang jelas esensinya sering bertentangan dengan budaya tradisi. Fenomena yang akhirnya menimbulkan kontradiksi, antara satu sisi ingin mempertahankan seni budaya tradisional dan sisi yang lain yang mulai meninggalkan seni budaya tradisional. Lantas, jika seni budaya tradisional Indonesia sudah jarang yang mengapresiasi, pantaskah kita berkoar - koar saat seni budaya tradisional tersebut di"klaim" oleh negara lain ? Padahal, Indonesia yang seyogyanya telah dianugrahi kearifan lokal, keanekaragaman seni budaya, dan tradisi - tradisi yang unik sudah seharusnya mulai untuk dilestarikan, dan yang terpenting sudah mulai disosialisasikan pada masyarakat dalam skala yang lebih luas. Sehingga dengan upaya sosialisasi yang konsisten, masyarakat secara pribadi akan mengapresiasi dan melestarikan seni budaya tradisional, karena rasa memiliki pun semakin kuat.


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Tulungagung juga punya peran penting sebagai strategi dan langkah nyata mensosialisasikan dan mengapresiasi seni budaya tradisi. Selain menjadi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang secara terus menerus mengembangkan iklim akademis yang kondusif agar dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran, kampus yang berada di bawah binaan YPLP-PT PGRI ini juga punya rasa peduli akan pengembangan seni budaya bangsa, dan mendukung penuh serta memberikan apresiasi pada pemuda Tulungagung setempat yang aktif beraktivitas mengenbangkan potensi kearifan lokal. Dengan harapan, pemuda - pemuda setempat dan mahasiswa pada khususnya diharapkan tidak hanya menekuni ilmu dalam bidangnya saja, tetapu juga beraktivitas untuk mengembangkan soft skill-nya agar menjadi personal yang mandiri, penuh inisiatif, bekerja secara cermat, penuh tanggung jawab dan gigih.


Untuk mendukung terwujudnya harapan - harapan tersebut, sebagai bentuk nyata maka STKIP PGRI Tulungagung tiap tahunnya selalu melaksanakan kegiatan Pekan Seni Budaya (PSB), untuk tahun 2013, PSB mengusung tema ,"Menumbuhkan Pesona Budaya Tradisional sebagai Wujud Identitas Bangsa." Tema yang lebih bernuansa Tulungagung setempat, namun dikemas secara menarik, sesuai dengan selera kaum muda, mahasiswa, maupun masyarakat di sekitar Plosokandang dan sekitarnya. Persiapan pun sudah mulai dilakukan sejak jauh - jauh hari. Pembentukan panitia, koordinator dan segalam macamnya juga disiapkan, sehingga pada pelaksanaan bisa berjalan meriah, sesuai rencana dan dalam suasana "Guyub Rukun" aman terkendali. Dari pihak mahasiswa sendiri, terlihat sudah begitu solid dan kompak dengan tiap organisasi mahasiswa (ormawa) seperti Unit Kegiatan (UKM) dan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) bersedia mendirikan stand di bazar guna mempromosikan kegiatan dan produk unggulan tiap - tiap UKM dan HMP. Dari institusi pemerintah, acara ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab. Tulungagung yang diwakili hadirnya Kepala Disbudparpora, Komandan Batalion 5/11 dan pimpinan BNN Kabupaten Tulungagung yang sebelumnya telah menyematkan gelar "Kampus Bebas Narkoba" untuk STKIP PGRI Tulungagung. Mendukung suksesnya PSB, tahun ini hadir begitu banyak sponsor seperti dari Suzuki Tatar Unggul, Permen Hexos, Teh Botol Sosro, Pocari Sweat, JNE, Sophie Martin, dan Toko Helm Metro. Segenap spondor telah bekerja sama sebagai bentuk Corporate Socual Responsibility (CSR) yang aktif memberikan pelayanan terbaik pada seluruh pebgunjung yang datang.


Pembukaan acara dilaksanakan Kamis (21/3) pukul 19.00 WIB dengan serangkaian acara. Dimulai dengan pertunjukan seni tari "rodatan" dari mahasiswa yang tergabung dalam UKM Kerilohanian Islam, penampilan atraksi "Leang - Leong" beserta kembang api yang semakin memeriahkan suasana malam di kampus yang memiliki jumlah mahasiswa terbesar se - Kab. Tulungagung ini. Dalam acara pembukaan, turut hadir segenap dosen beserta staff kampus. "Terima kasih saya ucapkan pada panitia  dengan persiapan waktu yang telah diberikan bisa menjadikan acara ini (PSB) menjadu luar biasa." Ungkap Drs. H. Djoko Edie Yuwono, M.M, selaku Ketua STKIP PGRI Tulungagung saat pidato pembukaan. Lalu beliau melanjutkan," Saya bangga, kampus kita memiliki mahasiswa yang aktif dan kreatif dalam melaksanakan berbagai program kerja." Mengakhiri pidato, Ketua STKIP yang akrab dipanggil Pak Joko ini sekali lagi memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat," Terima kasih pada mahasiswa, sponsor dan pihak - pihak dari berbagai instansi yang mendukung acara ini." Acara pembukaan pun dilanjutkan dengan kunjungan para undangan untuk meresmikan dan melihat - lihat puluhan stand, yang nantinya stand tersebut akan berjualan di lapangan parkir kampus sampai Minggu (24/13). Acara pembukaan pun diakhiri dengan penampilan musik dari UKM Band.

Hari Kedua (22/3), agenda utama di hari Kamis yang cerah ini yakni Lomba Tari Tradisional. Peserta lomba dikategorikan menjadi tiga kategori sesuai  peringkat,mulai kategori Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Dewan juri dari pihak luar kampus yang memang mumpuni untuk memberikan penilaian pada tiap peserta yang tampil. Peserta lomba sendiri, terdiri dari puluhan kelompok/ grup tari yang mengenakan kostum tradisional dengan warna - warna cerah dan koreografi tarian yang beraneka ragamnya. Persaingan untuk meraih gelar juara memang ketat, namun tiap  kelompok/ grup tari yang memang sebelumnya sudah berlatih sejak sekian lama,tetap tampil maksimal untuk menarik perhatian dewan juri. Seluruh kelompok/ grup tari telah sepenuhnya tampil saat waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB. Dilanjutkan istirahat sejenak, sebelum malam harinya di panggung yang sama tampil acara musik reggae yang mengubah suasana dari siang harinya bernuansa trdisional menjadi suasana malam yang khas "rasta", istilah penikmat musik khas yang mulai diminati golongan "indie" di kalangan kaum muda. Namun suasana hingga usai acara pukul 22.00 WIB tetap aman, damai tanpa adanya bentrok antar penonton.


Hari Ketiga (23/3), PSB terus berlanjut semakin meriah. Bertepatan dengan akhir pekan (malam minggu), agenda utama hari itu adalah Festival Band se - eks Karesidenan Kediri. Terlibat puluhan grup band pelajar yang menampilkan dua lagu dalam satu kali penampilan. Dengan satu lagu daerah diwajibkan untuk tiap penampilan tersebut, namun juga masih bisa diaransemen ulang. Di sinilah terlihat bakat - bakat musik pelajar setempat. Dengan berbagai aliran musik yang "dimainkan", namun puluhan grup band pelajar yang tampil kala sore itu tetap menyuguhkan suatu yang "berkelas", bahkan seperti tampil saat band perform, bukan tampil layaknya mereka berkompetisi secara ketat. Sehingga peninton yang masih meramaikan panggung dan di area bazar bisa menikmati alunan lagu dengan santai.


Di hari terakhir (24/3), sejak pagi - pagi suasana kampus yang memiliki 5 Program Studi (prodi) sudah mulai terlihat ramai. Selain dari kegiatan bazar yang masih berlangsung, juga karena mulai dilaksanakannya kegiatan "Sepeda Sehat" keliling di lingkungan sekitar kampus, dilanjut lomba menghias tumpeng, lomba make up, dan yang ditunggu - tunggu seperti undian tiket "Sepeda Sehat" berhadiah berbagai alat elektronik dan "doorprize" utama satu sepeda motor dari Suzuki Tatar Unggul. Sementara di sudut kampus lainnya juga dilaksanakan acara "Khitan Massal" yang bekerja sama dengan UKM PIK STKIP. Tak berhenti di siang hari, acara terus berlanjut dengan di area bazar, aneka lomba - lomba tradisi seperti lomba bakiak,makan kerupuk, balap karung yang pesertanya mulai dari pelajar, juga mahasiswa dari STKIP PGRI Trenggalek turut berpartisipasi. Sore hari, lomba tradisi yang terakhir dilaksanakan yakni lomba panjat pinang.


Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk mengakhiri serangkaian acara PSB 2013. Dalang Eko S membawakan lakon "Wahyu Purbo Sejati". Sebelumnya, pukul 20.00 WIB dilaksanakan acara penutupan secara resmi PSB dan penyerahan hadiah untuk pemenang Lomba Tari, Festival Band, beserta aneka lomba tradisi. Baru pukul 22.00 WIB, pagelaran wayang dimulai, dan penonton yang berasal dari segenap masyarakat Tulungagung peminat seni pewayangan tetap menonton sampai lakon wayang selesai pukul 04.00 WIB (25/3). Acara selesai, panitia dan koordinator kebersihan langsung membongkar dan merapikan peralatan yang telah digunakan selama PSB 2013 berlangsung. Area kampus pun sudah terlihat bersih saat kegiatan perkuliahan aktif dimulai pada hari yang sama. Berakhir dengan sukses, semua pihak yang terlibat puas dengan lancarnya pelaksanaan acara PSB 2013. Walaupun pada beberapa aspek masih terdapat kekurangan, semoga ini bisa menjadi "pekerjaan rumah" untuk panitia PSB di tahun - tahun berikutnya, untuk bisa melaksanakan PSB yang lebih meriah dan tetap menghargai seni budaya tradisional.

Senin, 11 Maret 2013

LOMBA CIPTA ESAI TINGKAT MAHASISWA SE-INDONESIA 2013

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) OBSESI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto kembali menggelar LOMBA CIPTA ESAI TINGKAT MAHASISWA SE-INDONESIA untuk tahun 2012-2013 ini. Rekrutmen naskah esai dimulai sejak Sabtu 22 Desember 2012, dan batas akhir pengumpulan naskah esai Sabtu 23 Maret 2013. Tema lomba esai : “MENGINDAHKAN PENDIDIKAN KARAKTER INDONESIA“; Tiap esais hanya boleh mengikutsertakan 1 esai terbaiknya; Melampirkan scan Kartu Mahasiswa dan foto diri (close up); Panjang esai 6-10 halaman kwarto; Menyertakan biografi esais maksimal 1 halaman (ada nama dan alamat lengkap perguruan tinggi tempat studi; ada e-mail; dan nomor HP Anda yang bisa dihubungi ketika pengumuman lomba);
Ditulis dengan huruf times new roman, size 12; jika ada sumber referensi ditulis memakai IN NOTE dilengkapi DAFTAR PUSTAKA;

Rekrutmen naskah esai dimulai sejak Sabtu 22 Desember 2012, dan batas akhir pengumpulan naskah esai Sabtu 23 Maret 2013; Esai diemailkan ke = obsesipress@gmail.com
Lomba Cipta Esai Karya Mahasiswa untuk Tingkat Nasional ini akan memilih esai Juara 1-3 dan 27 esai nominasi,
dan akan diterbitkan dalam wujud antologi esai yang dicetak eksklusif. Esai Juara 1-3 akan mendapatkan hadiah:
Juara I: uang Rp 1.750.000+Sertifikat Juara I+3 eksemplar buku esai;
Juara II: uang Rp 1.500.000+Sertifikat Juara II+3 eksemplar buku esai;
Juara III: uang Rp 1.250.000+Sertifikat Juara III+3 eksemplar buku esai;
(Dan para nominator mendapatkan 2 eksemplar buku esai).
(Hadiah tersebut akan diberikan dalam acara “Penghargaan Budaya LPM STAIN Purwokerto 2013″, yang akan digelar bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional Rabu 2 Mei 2013).
Dewan Juri : 
  1. Dr. H. Suwito NS., M.Ag. (Penulis buku Eko-sufisme, dan buku Shalat Khusuk di Tempat Kerja; Doktor Ilmu Pendidikan alumnus UIN Jakarta);
  2. Dr. Ridwan, M.Ag. (Dosen Ilmu Hukum Islam; Doktor Ilmu Hukum Islam alumnus UIN Jakarta);
  3. Heru Kurniawan, S.Pd., M.A. (Pakar/Penulis Sastra Anak, sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia UNS Surakarta); 
  4. Arif Hidayat, S.Pd., M.Hum. (Penyair, Magister Kajian Budaya UNS Surakarta);
  5. Abdul Wachid B.S., S.S., H.Hum. (Penyair, Magister Humaniora UGM, sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia).
Panitia Lomba Cipta Esai
Tingkat Mahasiswa se-Indonesia/
Pimpinan Umum LPM OBSESI :
Ttd.
HANA LARASWATI
085777992328

Rabu, 06 Februari 2013

Alasan Mengapa Pramuka Jadi Ekskul Wajib di Kurikulum 2013

Pada kurikulum 2013, kegiatan ekstrakurikuler Praja Muda Karana, atau biasa akrab disebut Pramuka, akan menjadi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) wajib bagi peserta didik di Sekolah Dasar. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan, Pramuka bukan menjadi mata pelajaran wajib, melainkan tetap menjadi kegiatan ekstrakurikuler. “Komposisi proses pembelajaran kan ada intrakurikuler dan ekstrakurikuler,” katanya kepada wartawan usai penandatangan Nota Kesepahaman dengan Dewan Mesjid Indonesia di Gedung A Kemdikbud, Selasa (20/11).
Menteri Nuh mengatakan, setidaknya ada dua hal yang menjadi alasan dalam menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib. “Pertama, dasar legalitasnya jelas. Ada undang-undangnya,” ujarnya. Undang-undang yang dimaksud adalah UU Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Alasan kedua, Pramuka mengajarkan banyak nilai, mulai dari kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. "Dari sisi organisasinya juga sudah proven. Jadi, kami sarankan ekstra yang satu ini wajib di semua level, terutama untuk siswa SD/ MI," ucapnya. Rencana ini masih akan dimatangkan dengan melibatkan pihak lain. Mendikbud menuturkan, akan ada segitiga yang akan terlibat dalam pematangan konsep Pramuka menjadi ekskul wajib, yaitu segitiga antara Kemdikbud, Kemenpora, dan Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka. Beberapa hal yang akan dilakukan untuk mendukung Pramuka sebagai ekskul wajib di kurikulum 2013 antara lain melakukan penataran untuk guru-guru pengajar Pramuka. Bahkan rencananya, guru pengajar Pramuka bisa mendapat kredit poin dan bisa masuk dalam penghitungan jam mengajar profesi guru. Selain itu juga akan dilakukan revitalisasi organisasi di tiap sekolah, serta dukungan pendanaan dari Kemdikbud. (DM)

Lomba Tulis Nasional 2013 "Ketika Generasi Muda Berbicara Politik"


 Periode Lomba: 1 Februari - 31 Maret 2013. Tanpa pendaftaran & Gratis. Follow Twitter: @LTN_2013. Kehidupan berdemokrasi yang mencakup kebebasan dalam mengemukakan pendapat harus diikuti oleh kebebasan seseorang dalam beropini, termasuk kebebasan bagi insan muda untuk menyuarakan pendapatnya di dalam dunia politik. Lomba Tulis Nasional 2013 ini mengusung tema "Ketika Generasi Muda Berbicara Politik" bertujuan untuk melihat pendapat insan muda dalam menyuarakan hak mereka terhadap permasalahan ini dan apa kata mereka mengenai politik yang sering dinilai untuk ukuran orang yang lebih dewasa. Ketentuan Esai:  Menulis sebuah esai mengenai pendapat kamu, apakah boleh seorang remaja membicarakan politik di masa kini mengingat banyaknya anggapan politik adalah untuk orang dewasa dan cukup terlihat generasi muda yang terlibat dalam dunia perpolitikan di masa kini. Esai disesuaikan dengan keadaan masa kini, memiliki argumentasi yang logis, dan kreatif.

Aturan Penulisan: 

1. Esai diketik sepanjang 1.000-1.500 kata. Tidak boleh
    melebihi 1.500 kata.
2. Esai diketik di atas kertas A4 dengan huruf Times New
    Roman 12 pts, justified, margin 
    normal.
3. Esai diketik dalam Bahasa Indonesia, berdasarkan kaidah
     tata bahasa dan tidak
    mengandung unsur SARA, menjual produk, atau bersifat
     provokatif negatif.
4. Naskah harus asli buatan sendiri, bukan saduran atau
     jiplakan dan belum pernah 
    dipublikasikan di media massa atau blog. Konsekuensi atas
     terjadinya hal ini adalah
     tanggung jawab penulis dan akan didiskualifikasi.
5. Satu peserta diperkenankan untuk mengirimkan maksimal
    dua naskah.
6. Esai yang masuk menjadi hak terbit Panitia Lomba Tulis
    Nasional dan berhak untuk 
    mempublikasikannya. Hak cipta tetap pada penulis.
7. Dengan mengirimkan esai kepada panitia berarti peserta
    sudah menyetujui aturan
    yang ditentukan oleh panitia.
8. Peserta diwajibkan mencantumkan nama lengkap, alamat
    surat-menyurat, tempat
    tanggal lahir, profesi, alamat sekolah atau universitas, dan
    nomor  telepon/HP
    yang dapat dihubungi. Bila ada, info tulisan yang pernah
    dipublikasikan di media massa.

Kirimkan esaimu dalam format attachment (.doc atau .docx) ke ltn_2013@yahoo.com dengan subjek: LTN 2013 [judul naskah] - [nama penulis].
Periode lomba: 1 Februari- 31 Maret 2013
Keputusan juri bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.

Hadiah:

Kategori A (15-18 tahun):
Juara Umum: Rp 2.000.000,00
Juara Favorit: Rp 1.500.000,00

Kategori B (19-25 tahun):
Juara Umum: Rp 1.500.000,00
Juara Favorit: Rp 1.000.000,00

Sasaran Lomba:

Seluruh masyarakat Indonesia yang berusia 15 - 25 tahun, tidak berprofesi sebagai wartawan atau jurnalis dan bukan anggota dari Warta HIMAHI ataupun Panitia Lomba Tulis Nasional 2013.

B. SEMINAR & TALKSHOW

Lima besar dari setiap kategori Lomba Tulis Nasional 2013 "Ketika Generasi Muda Berbicara Politik" yang telah diseleksi oleh panitia akan diundang sebagai peserta acara.dan mempresentasikan esainya di Gedung 9 Lt. 8 Universitas Parahyangan Bandung, sekaligus pengumuman pemenang.

Selain itu akan ada 150 peserta umum Seminar dan Talkshow "Ketika Generasi Muda Berbicara Politik". Untuk peserta umum, tidak ada batasan usia. Seminar dan Talkshow akan diselenggarakan pada tanggal 17 April 2013 di Gedung 9 Lt. 8 Universitas Parahyangan Bandung.

Profil Kampus

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Tulungagung sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), lahir dengan embrio IKIP Sarmidi Mangunsarkoro pada tahun 1969. Selanjutnya menjadi IKIP PGRI Jawa Timur di Tulungagung. Dalam perkembangannya berdasarkan usulan YPLP-PT PGRI menjadi STKIP PGRI Tulungagung dengan Status Terdaftar dengan SK Mendikbud Nomor : 070/0/1985, tanggal 18 Februari 1985. Berkedudukan di Kabupaten Tulungagung dengan alamat Jalan Mayor Sujadi Timur No. 7 Plosokandang.

Pembinaan Kemahasiswaan dan Alumni

Peningkatan daya penalaran mahasiswa meliputi : penelitian oleh UKM IKLIM Tulungagung, kelompok - kelompok mahasiswa Program Studi, memadukan kuliah kerja dengan penelitian institusional di Program Studi, objek penelitian dalam dan di luar kampus, tiap Program Studi diberikan kesempatan melakukan penelitian dengan kelompok yang berbeda, topik penelitian harus mempunyai relevansi dengan Program Studi dan harus tetap berkaitan dengan masalah pendidikan serta sesuai dengan objek penelitian.

Seminar Akademik

Seminar/ Simposium/ diskusi/ lokakarya/ penataran mahasiswa oleh UKM IKLIM Tulungagung dengan tiap Program Studi diberikan kesempatan melaksanakan kegiatan yang mempunyai relevansi dengan Program Studi dan harus tetap berkaitan dengan masalah pendidikan. Kegiatan lain yang bersifat eksternal, dilaksanakan oleh UKM IKLIM Tulungagung bekerjasama dengan instansi lain.